Powered By Blogger

Sabtu, 03 November 2012

sistem informasi manajemen


SISTEM INFORMASI SEBAGAI PROSES PENDUKUNG MANAJEMEN
Manejemen suatu organisasidiharapkan dabahkan dituntut untuk memainkan sbagai strategis demi keberhasilan organisasi sebagai keseluruhan. Peranan tersebut berangkat dari pandangan bahwa kelompok manajemen harus mampu menerapkan kepemimpinan yang efektif. Atas dasar kepemimpinan tersebut ada dua topik utama yang dibahas yaitu peranan yang harus dimainkan oleh para manajer dan proses manajerial yang kesemuanya ini hanya mungkin terlaksana apabila didukung oleh informasi.
A.      TIGA KATEGORI PERANAN MANAJEMEN
1.        Peranan yang Bersifat Interpersonal
Peranan yang bersifat interpersonal antara lain dimaksudkan untuk membubuhkan iklim solidaritas dan kebersamaan dalam organisasi. Peranan ini sering menampilkan dirinya dalam tiga bentuk utama, yaitu:
a.    peranan yang bersifat simbolis. Diantara peranan tersebut ialah kesediaan manajemen untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan seremonial. Contohnya: manajer menghadiri resepsi perkawinan  putra/putri rekan atau bawahan, menghadiri upacara penghargaan kepada karyawan yang menampilkan kinerja yang sangat memuaskan, dll. Sesungguhnya memainkan peran simbolis tersebut sangat penting, paling sedikit ditinjau dari segi penciptaan citra positif organisasi yang bersangkutan misalnya sebagai tokoh dalam lingkungan “keluarga besar”.
b.    peran selaku pemimpin. Kepemimpinan didefiinisikan kemampuan untuk mempengaruhi prilaku orang lain yang bersedia melakukan hal-hal yang diinginkan oleh pemimpin. Kepemimpinan yang efektif antara lain menyangkut gaya kepemimpinan yang situasional yang pada umumnya dapat menyesuaikan dengan tingakat kematangan mental,professional, dan tekni para bawahan.
c.    peranan sebagai penghubung, terutama dalam arti eksternal yaitu peranan selaku wakil organisasi dalam menghadapi berbagai pihak di luar organisasi yang memiliki kemitraan atau hubungan kerja dengan organisasi yang bersangkutan.
2.        Peranan Informasional
Peranan kedua adalah perana informasional, yang dimaksud peranan ini adalahbahwa dalam kedudukannya selaku pemimpin dalam organisasi, manajemen menjadi pemantau arus informasi dalam organisasi disamping peranan selaku penerima dan pembagi informasi. Sebagai pemantau arus informasi organisasi manajemen berupaya untuk menjamin bahwa informasi yang diterima segera sampai kepada satuan kerja yang memerlukannya dan sebaliknya arus informasi keluar berjalam lancar. Selaku penerima informasi, manajemen memperoleh berbagai jenis informasi dari berbagai sumber baik secara internal maupun eksternal yang dianggap diperlukan oleh manajemen.
Begitu juga peranan selaku pembagi informasi, peranan ini manajemen menyampaikan informasi tentang bebagai segi kehidupan organisasi seperti strategi, rencana, kebijakan-kebijakan, tindakan operasional dan hasil yang dicapai kepada berbagai pihak yang memerlukan.
3.        Peranan Selaku Pengambilan Keputusan
Manajer dalam suatu organisasi berperan selaku pengambil keputusan, baik yang sifat strategis, fungsional dan teknis operasional. Peranan tersebut timbul karena manajemen memiliki wewenang untuk bertindak selaku:
  1. Wirausahawan
  2. Perendam ketidaktenangan
  3. penentu alokasi saran, prasarana, sumber daya manusia dan dana
  4. Selaku perunding
Jika dikatakan bahwa manajemen berperan selaku wirausahawan, yang dimaksud ialah bahwa merekalah yang paling bertanggung jawab untuk mengamati situasi internal dan lingkungan sedemikian rupa sehingga jika peluang baru timbul untuk melakukan kegiatan tertentu dalam rangka penigkatan kemampuan organisasi mencapai tujuan dan sasarannya, peluang tersebut dapat dimanfaatkan dengan segera dan dengan ssemaksimal mungkin. Disamping itu, para manajerlah yang diharapkan mengambil prakarsa untuk mewujudkan perubahan yang mungkin dituntut oleh kondisi internal organisasi dan perkembangan yang terjadi pada lingkungan.
B.       PROSES MANAJERIAL
Manajemen suatu organisasi selalu terlibat dalam serangkaian proses manajerial yang keseluruhan proses tersebut membutuhkan pemanfaatan informasi secara sistem agar manajerial yang dilakukan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan harapan dan tujuan organisasi. Manajemen selalu terlibat dalam serangkaian proses manajerial yang pada intinya berkisar pada:
1.        Penentuan tujuan
Suatu organisasi dibentuk dan dikelola untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan akhir organisasi memiliki empat cirri yaitu: (1) jangkauannya jauh kedepan dan bahkan biasanya tidak dinyatakan secara tegas kapan tujuan tersebut akan dicapai, malainkan dengan mengatakan “ diupayakan akan tercapai satu kelak”. (2) tujuan merupakan sesuatu kondisi ideal yang diharapkan akan terwujud. (3) tujuan dinyatakan secara kulitatif. (4) sifat tujuan akhir tersebut tidak dimungkinkan untuk dirumuskan secara konkret melainkan abstrak.
2.        Pentahapan Pencapaian Tujuan
Keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik baik dalam arti tahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya
3.        Perumusan strategi
Strategi pada umumnya didefinisikan pernyataan sadar oleh manajemen tentang bidang bisnis apa yang ditekuni oleh organisasi sekarang dan dalam kegiatan bisnis apa organisasi akan bergerak dimasa yang akan datang.
Salah satu instrument ilmiah yang umum digunakan dalam menetukan dan menetapkan strategi organisasi ialah analisis SWOT. SWOT merupakan dari kata-kata Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (ancaman). Manajemen mutlak perlu mengenali faktor-faktor kekuatan organisasi, kelemahannya, peluang yang mungkin atau perkiran akan timbul, dan berbagai ancaman yang harus dihadapi. Analisis SWOT benar-benar ampuh sebagai instrument pembantu dalam pengambilan keputusan tentang strategi organisasi, diperlukan bebagai informasi baik yang bersumber dari dalam organisasi sendiri maupun yang digali dari luar organisasi yang bersangkutan.
4.        Fungsi perencanaan
Strategi yang telah dirumuskan dan ditetapkan memerlukan penjabaran melalui penyelenggaraan fungsi perencanaan. Perencanaan adalah pengambilan keputusan sekarang tentang  hal-hal yang akan dilakukan dalam satu kurun waktu tertentu di masa depan. Dilihat dari sudut jangkauan waktunya, perencanaan dapat bersifat jangka panjang misalnya sepuluh tahun, jangka sedang misalnya lima tahun, dan jangka pendek misalnya satu tahun atau mungkin lebih singkat. Sangat penting untuk disadari bahwa muatan resiko dan ketidakpastian makin besar dalam perencanaan jangka panjang dan relative makin kecil jika rencana bersifat jangka sedang, apalagi jangka pendek. Jadi jumlah, bentuk, jenis dan sifat informasi yang diperluakan pun jelas berbeda dan manajemen harus memahami perbedaan-perbedaam tersebut.
5.        Penyusunan program kerja
Penyusunan program kerja merupakan rincian yang sistematis dari rencana jangka sedang atau menengah. Proses menyusunan rencana kerja dalam organisasi sebaiknya dilakukan setelah perencanaan di tingkat kelompok sasaran selesai dilakukan. Perencanaan yang dilakukan dalam organisasi sifatnya adalah mendukung program-program yang dilakukan di lapangan.Proses penyusunan rencana kerja dalam organisasi hendaknya diikuti oleh semua staf yang ada kaitannya dengan program yang akan dilakukan. Aspirasi, kritik, saran maupun harapan dari staf sangat penting dalam membantu organisasi dalam menentukan kebijakan dan strategi. Hal tersebut juga merupakan perwujudan proses perencanaan dari bawah.Perencanaan harus terjawab dalam penyusunan program kerja dengan pengertian bahwa tersebut : (a) lebih bersifat kuantitatif (b) menyatakan secara jelas dan konkret hasil yang diharapkan (c) standar kinerja jelas (d) mutu hasilpekerjaan  ditetapkan sacara pasti (e) disusun sedemikian rincinya sehingga dapat dijadikan pedoman dan pegangan dalam penyelenggaraan kegiatan operasional.
6.        Fungsi pengorganisasian
Organisasi adalah sekolmpok orang yang terikat secara formal dan hierarkis serta bekerja sama untuk mencapai tujuan tetentu yang telah ditetapkan sebelunya.  Organisasi mempunyai lima implikasi informasional yaitu: (1) organisasi sebagai wadah. (2) organisasi sebagai proses. (3) tipologi organisasi (4) prinsip-prinsip organisasi. (5) faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi.Fungsi Pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik agar kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama. Selain itu pengorganisasian proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
7.        Pergerakan sumber daya manusia
Penggerakan adalah sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dan efisien, efektif dan dinamis.Sumber daya manusia merupakan hasil akal budinya disertai  pengetahuan serta pengalaman yang dikumpulkan dengan sabar melalui jerih payah dan perjuangan berat.
Komponen-komponen yang perlu diperhatikan agar penggerakan sumber daya manusia dapat berlangsung dengan tepat yaitu : 1) Manusia dan makhluk yang mempunyai harkat dan martabat yang perlu dan harus diakui dan dihargai, 2) Dalam berkarya, manusia ingin diperlakukan secara manusiawi, dalam arti dipercaya kehidupan kekaryaannya.  dan 3) Manusia pekerja akan sangat senang apabila mereka diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan kekaryaannya melalui apa yang dewasa ini populer dengan istilah dan konsep pemberdayaan.
8.        Penyelenggara kegiatan operasional
Manajemen disimak dengan cermat akan terlihat paling sedikit empat elemen yang sangat penting. Pertama: manajemen mengandung berbagai kiat yang sifatnya situasional. Kedua: Manajemen berorientasi pada hasil optimal untuk tidak mengatakan hasil yang maksimal. Optimalisasi yang dicapai menuntut agar penyelanggaraan kegiatan operasional dalam organisasi didasarkan pada prinsip atau pendekatan, efisiensi, dan efektivitas kerja. Ketiga: kelompok orang yang paling menduduki berbagai jabatan manjerial hanya akan memperoleh hasil kerja dengan melalui orang-orang lain yang menjadi bawahan mereka yang tanggung jawab utamanya menyelengarakan kegiatan operasional. Keempat: sampai pada tingkat yang paling bawah sekalipun, seluruh kegiatan operasional harus secara langsung tertuju pada dan mendukung pada pencapaian tujuan dan sasaran organisasi berdasarkan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya.
9.        Pengawasan sebagai komponen proses manajerial
Pengawasan diperlukan karena dua pertimbangan utama:
a.     Dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan oprasional, para anggota organisasi tidak luput dari organisasi berbagai kelemahan dan kekurangan, bahkan juga mungkin kekhilafan dan kesalahan. Berarti berbagai kekurangan seperti itu memang dapat berakibat tidak terwujudnya tingkat efisiensi, efektifitas, dan produtivitas yang diharapkan, akan tetapi bukan karena perilaku disfungsionalkan para anggota organisasi.
b.    Tuntutan efisiensi, efektivitas dan produktivitas tidak terpenuhi karena mengkin ada anggota organisasi yang menampilkan perilaku negtatif dengan berbagai alasan penyebabnya.
10.    Penilaian sebagai komponen proses manajerial
Definisi penilaian yang sering penulis gunakan menekankan bahwa penilaian merupakan upaya membandingkan antara hasil yang nyata dicapai setelah satu tahap tertentu selesai dikerjakan dengan hasil yang seharusnya dicapai untuk tahap tersebut. Definisi tersebut menunjuk paling sedikit lima hal;
a.     Penilaian berbeda dengan pengawasan yang sorortan perhatiannya ditujukan pada kegiatan oprasional yang sedang diselenggarakan, sedangkan penilaian dilakukan \setelah satu tahap dilalui.
b.    Penilaian menghasilkan informasi tentang tetap tidaknnya semua komponen dalam proses manajerial, mulai dari tepat tidaknya tujuan hingga pelaksanaan kegiatan pengawasan.
c.     Hasil penilaian menggambarkan apakah hasil yang dicapai sama dengan sasaran yang telah ditetukan, melebihi sasaran dan kurang dari sasaran.
d.    Informasi yang diperoleh dari kegiatan peniaian diperlukan untuk mengkaji ulang semua komponen tersebut dapat dilakukan dengan tepat.
e.     Orientsi penilaian adalah masa depan yang pada gilirannya memungkinkan organisasi meningkatkan kinerjanya.
11.    Pentingnya umpan balik
Umpan balik merupakan bahan masukan yang sangat penting dalam menentukan arah dan langkah yang akan ditempuh dimasa depan baik dalam arti peningkatan efisiensi, efektifitas, dan produktifitas kerja tanpa prubahan komponen proses manajerial, maupun melakukan perubahan kebijaksanaan, strategi, struktur, system imbalan, budaya organisasi, dan pemanfaatan teknologi.

Refensi :

http://harisahmad.blogspot.com/2010/12/penggerakan-sumber-daya-manusia.html
http://erfansetiawan.blogspot.com/2011/11/sistem-informasi-sebagai-pendukung.html


http://inha-herlina.blogspot.com/

http://rosmiatisalsa.blogspot.com/



http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html
http://penabulu.org/2012/03/penyusunan-rencana-kerja-2/
http://defaultride.wordpress.com/2010/09/03/fungsi-pengorganisasian-dan-fungsi-pengarahan/
http://kangirva.blogspot.com/2012/09/sistem-informasi-sebagai-pendukung.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar